Bukan Dermagamu
Aku selalu berkata 'kapal tak pernah lupa dengan dermaganya'. Sama seperti hari itu, ketika dia sedang asik berbincang dengan lawan jenisnya, tesenyum, tertatawa, dan sesekali mereka saling menyentuh. Bahagia. Senang. Dan aku di sudut ruangan yang satu dengan mereka, berusaha acuh seolah itu bukan lah hal yang besar yang harus diributkan. "Bet, liat tuh abangmu lagi ngobro sama -bip-" Ternyata bukan aku saja yang mengamati dua orang itu. Ada satu temanku yang duduk di sebelahku yang juga melihatnya. "Hahaha! Biarin." Aku berusaha biasa saja, toh aku memang biasa saja. Aku tidak cemburu. Garis bawahi kata-kataku tadi. AKU TIDAK CEMBURU. "Halah, kalau cemburu bilang aja. Ati-ati lho nanti abangmu direbut." Yah, sepertinya untuk saat ini orang di sebelahku tidak pantas kusebut sebagai teman, mungkin tepatnya dia disebut sebagai kompor. "Gakpapa direbut. Toh kapal tak pernah lupa dengan dermaganya." Balasku dan berhara