Aku baru saja bangun tidur saat mendengar obrolan dari beberapa orang di luar kamarku. Kebetulan kamarku langsung menghadap ruang tamu. Itu sangat tidak nyaman bagiku. Tapi apa boleh buat, saat ayah membeli rumah — yang sederhana — ini dan langsung membagi ruangannya, aku yang kedapatan menempati ruang yang akhirnya dijadikan sebuah kamar oleh ibuku. Suara pria dan wanita. Ya, suara wanita itu adalah suara ibuku. Pikiranku sempat curiga. Tapi mengingat ibu adalah orang yang setia, pikiran itu segera kuhapus dan kubuang jauh-jauh. Pria itu terdengar sangat memakai unggah-ungguh saat berbicara dengan ibu. Pasti dia pria yang lebih muda dari ibu. Dia banyak bicara tentang kapal dan Amerika. Entahlah maksudnya apa. Bu, masuk ke kamarku. Sebentar saja. Aku malu untuk keluar. Setelah mengetik beberapa kata, segera aku kirim pesan itu ke nomor ibu. BIP. BIP. Itu suara ponsel ibu. Terdengar tidak jauh darik